GfG5BUOlGSMpTpM5TUM7Gfr7BA==
Light Dark
Biografi Lengkap KH. Ahmad Dahlan

Biografi Lengkap KH. Ahmad Dahlan

Daftar Isi
×



1. Nama Lengkap dan Kelahiran

Nama asli KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis. Ia lahir pada 1 Agustus 1868 di Kampung Kauman, Yogyakarta.

2. Latar Belakang Keluarga

KH. Ahmad Dahlan berasal dari keluarga ulama yang memiliki peran penting dalam Kesultanan Yogyakarta.

  • Ayahnya: KH. Abu Bakar, seorang khatib di Masjid Gedhe Kauman.
  • Ibunya: Siti Aminah, juga berasal dari keluarga ulama.
  • Lingkungan: Kauman merupakan kawasan santri, tempat para ulama dan tokoh agama bermukim.

Sejak kecil, Muhammad Darwis sudah terbiasa dengan pendidikan Islam yang ketat dan mendalami ilmu agama.


3. Pendidikan dan Pengaruh Pemikiran

a. Pendidikan Awal di Yogyakarta

Muhammad Darwis mengawali pendidikannya dengan belajar di lingkungan pesantren dan Masjid Gedhe Kauman. Beberapa bidang ilmu yang ia pelajari:

  • Al-Qur’an dan Tafsir
  • Ilmu Fikih
  • Ilmu Hadis
  • Tasawuf

Ia juga belajar kepada ulama di sekitar Yogyakarta, termasuk KH. Muhammad Shaleh, seorang ulama besar saat itu.

b. Menuntut Ilmu di Makkah (1883-1888)

Pada usia 15 tahun, Muhammad Darwis berangkat ke Makkah untuk memperdalam ilmu agama. Ia tinggal di Makkah selama lima tahun dan belajar kepada ulama besar, di antaranya:

  • Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi (Imam Mazhab Syafi'i di Masjidil Haram)
  • Syaikh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi
  • Syaikh Nawawi al-Bantani

Selama di Makkah, ia juga mulai membaca dan mengenal pemikiran reformis Islam, seperti:

  • Muhammad Abduh (Mesir)
  • Jamaluddin Al-Afghani
  • Rasyid Ridha

Pemikiran mereka mendorong pembaruan Islam dengan pendekatan rasional dan menekankan pentingnya ilmu pengetahuan.

Setelah kembali dari Makkah, Muhammad Darwis mengganti namanya menjadi Ahmad Dahlan dan mulai menyebarkan ide pembaruannya di Indonesia.


4. Pendirian Muhammadiyah (1912)

Ahmad Dahlan melihat bahwa umat Islam di Indonesia saat itu masih terbelakang, baik dalam pendidikan maupun sosial. Oleh karena itu, ia mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912 di Yogyakarta.

Tujuan Muhammadiyah:

  1. Memurnikan ajaran Islam dari praktik yang bercampur dengan takhayul dan bid’ah.
  2. Meningkatkan pendidikan bagi umat Islam dengan menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum.
  3. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui rumah sakit, panti asuhan, dan berbagai lembaga sosial lainnya.

Strategi Ahmad Dahlan dalam Perjuangan Muhammadiyah:

  • Mendirikan sekolah-sekolah Islam modern yang mengajarkan agama dan ilmu umum.
  • Menekankan pentingnya membaca Al-Qur’an dengan pemahaman kontekstual.
  • Mengajak umat Islam untuk lebih rasional dan aktif dalam kehidupan sosial.

Tantangan dalam Perjuangan

Pendekatan Ahmad Dahlan mendapat perlawanan dari kelompok ulama konservatif yang menganggap pembaruannya sebagai ancaman. Bahkan, ia pernah diadili dan dianggap sesat. Namun, dengan keteguhan hati, ia tetap menjalankan dakwahnya.


5. Keluarga dan Peran Nyai Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan menikah dengan Siti Walidah, yang kemudian dikenal sebagai Nyai Ahmad Dahlan.

Peran Nyai Ahmad Dahlan:

  • Mendirikan ‘Aisyiyah (organisasi perempuan Muhammadiyah).
  • Mendorong pendidikan bagi perempuan, yang saat itu masih jarang terjadi.
  • Aktif dalam gerakan sosial dan pemberdayaan perempuan.

Pasangan ini memiliki beberapa anak, yang sebagian besar juga aktif dalam perjuangan Muhammadiyah.


6. Wafat dan Warisan

KH. Ahmad Dahlan wafat pada 23 Februari 1923 di Yogyakarta dalam usia 54 tahun.

Warisan Ahmad Dahlan:

  • Muhammadiyah berkembang menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia, dengan jutaan anggota.
  • Ribuan sekolah, universitas, rumah sakit, dan panti asuhan telah didirikan Muhammadiyah.
  • Gelar Pahlawan Nasional diberikan kepadanya pada 1961 oleh Pemerintah Indonesia.


7. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan

a. Islam dan Kemajuan

Ahmad Dahlan menekankan bahwa Islam harus mendorong kemajuan umat. Ia menentang anggapan bahwa Islam hanya mengajarkan ibadah tanpa berkontribusi dalam kehidupan sosial.

b. Pendidikan Islam Modern

Ia menggagas sistem pendidikan Islam yang modern, menggabungkan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan umum.

c. Islam yang Murni dan Rasional

Ia mengajarkan bahwa Islam harus kembali kepada Al-Qur’an dan Hadis, serta menggunakan akal dalam memahami ajaran agama.


8. Perkembangan Muhammadiyah Saat Ini

Saat ini, Muhammadiyah telah berkembang menjadi organisasi Islam besar dengan berbagai bidang:

  • Pendidikan:

    • 170+ Universitas dan Perguruan Tinggi
    • 10.000+ Sekolah (SD, SMP, SMA, Madrasah)
  • Kesehatan:

    • 500+ Rumah Sakit dan Klinik Muhammadiyah
  • Sosial:

    • Ribuan panti asuhan dan lembaga sosial untuk membantu kaum dhuafa.

Muhammadiyah terus berkembang, baik di Indonesia maupun di luar negeri.


Kesimpulan

KH. Ahmad Dahlan adalah tokoh Islam pembaru yang memiliki visi besar untuk memajukan umat Islam. Ia tidak hanya mendirikan Muhammadiyah, tetapi juga memperkenalkan sistem pendidikan modern dan menggerakkan Islam yang lebih rasional dan progresif.

Muhammadiyah yang ia rintis kini menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di dunia, dengan pengaruh yang luas di bidang pendidikan, sosial, dan kesehatan.


0Komentar