Syiah (atau Shi'ah, dalam bahasa Arab: الشيعة) adalah salah satu aliran utama dalam Islam yang memiliki sejarah dan ajaran yang berbeda dengan Sunni. Syiah menganggap diri mereka sebagai kelompok yang mengikuti pemahaman asli Islam berdasarkan warisan spiritual dan kepemimpinan yang diteruskan melalui Ahlul Bait (keluarga Nabi Muhammad SAW), khususnya Ali bin Abi Talib dan keturunannya.
Sejarah dan Asal Usul Syiah
1. Latar Belakang Sejarah
- Syiah bermula dari perbedaan politik dan teologis setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M. Masalah utama yang menjadi pemicu perbedaan ini adalah succesion (pewarisan kepemimpinan) setelah Nabi Muhammad SAW. Ketika Nabi meninggal, sebagian besar umat Islam menginginkan agar pemimpin (khalifah) dipilih berdasarkan musyawarah atau kesepakatan umat, yang kemudian menghasilkan pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah pertama. Ini dikenal dengan kelompok Sunni.
- Namun, Ali bin Abi Talib, sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW, serta beberapa pengikutnya berpendapat bahwa Ali seharusnya menjadi khalifah pertama, karena ia adalah anggota keluarga Nabi yang paling dekat dan memiliki pengetahuan spiritual yang mendalam. Kelompok yang menginginkan Ali sebagai pemimpin inilah yang kemudian dikenal sebagai Syiah.
2. Pemisahan dan Konflik Awal
- Perang Siffin (657 M) dan peristiwa arbitrase yang dihasilkannya memperburuk perpecahan. Sebagian besar pengikut Ali menuntut agar kepemimpinan tetap berada pada keturunan Ali, sementara kelompok yang mendukung Muawiyah bin Abi Sufyan menolak klaim tersebut.
- Perpecahan ini berlanjut hingga perang Karbala pada 680 M, di mana Husain bin Ali (putra Ali dan cucu Nabi Muhammad) terbunuh dalam pertempuran melawan pasukan Yazid bin Muawiyah (pemerintah Umayyah). Kematian Husain di Karbala menjadi simbol utama bagi kelompok Syiah dan menjadi titik fokus dalam peringatan Asyura yang sangat penting bagi mereka.
Ajaran Utama Syiah
Ajaran Syiah sangat berfokus pada kepemimpinan Ahlul Bait (keluarga Nabi) dan keyakinan bahwa kepemimpinan umat Islam harus berdasarkan keturunan Nabi Muhammad melalui Ali bin Abi Talib dan anak-anaknya, terutama keturunan dari Ali dan Fatimah (putri Nabi Muhammad). Beberapa ajaran utama Syiah antara lain:
1. Imamah
- Imamah adalah ajaran yang paling membedakan Syiah dengan Sunni. Syiah meyakini bahwa setelah Nabi Muhammad SAW, kepemimpinan umat Islam tidak boleh didasarkan pada pemilihan atau konsensus umat, melainkan harus diteruskan melalui keturunan Nabi Muhammad, yaitu Ali bin Abi Talib dan keturunannya (para Imam).
- Syiah meyakini ada dua belas Imam yang disebut sebagai Imam Ithna' Asy'ari (Syiah Dua Belas Imam), yang dianggap memiliki kedudukan istimewa dan ilmu yang diturunkan langsung dari Allah. Imam-imam ini dianggap sebagai pemimpin politik dan spiritual yang tidak hanya memahami hukum-hukum agama, tetapi juga memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari para ulama biasa.
- Imam pertama adalah Ali bin Abi Talib, diikuti oleh keturunannya, yang dianggap bebas dari dosa dan memiliki infallibility (terpelihara dari kesalahan).
2. Konsep Keimaman
- Imam dalam pandangan Syiah adalah lebih dari sekadar pemimpin politik; mereka juga dianggap sebagai penerima wahyu dan petunjuk ilahi yang tidak salah dalam menentukan hukum dan memimpin umat. Keimaman ini juga memiliki dimensi spiritual yang sangat mendalam.
- Imam terakhir dalam keyakinan Syiah adalah Imam Mahdi, yang dipercaya akan muncul di akhir zaman untuk menegakkan keadilan dan mengalahkan kejahatan.
3. Tasyayyur (Pencintaan kepada Ahlul Bait)
- Pencintaan terhadap Ahlul Bait (keluarga Nabi Muhammad) adalah bagian penting dalam ajaran Syiah. Ali bin Abi Talib, Fatimah (ibunda Imam Hasan dan Imam Husain), serta Imam Hasan dan Imam Husain memiliki posisi yang sangat dihormati.
- Peristiwa Karbala, di mana Imam Husain bersama pengikutnya dibunuh secara brutal, menjadi simbol perjuangan kebenaran melawan kezaliman dan merupakan momen penting dalam sejarah Syiah. Asyura adalah hari yang memperingati peristiwa ini dan dirayakan dengan duka cita serta kegiatan zikir, majlis, dan pembacaan puisi yang menggambarkan pengorbanan Husain.
4. Rukun Islam dalam Pandangan Syiah
- Syiah mengakui rukun Islam yang lima, yaitu:
- Syahadat (Kesaksian)
- Shalat (Salat)
- Zakat (Amal)
- Puasa (Ramadan)
- Haji (Ke Mekah)
- Namun, ada beberapa perbedaan praktik dalam pelaksanaan ibadah, seperti dalam shalat. Misalnya, Syiah cenderung melakukan shalat lima waktu dalam dua waktu (menggabungkan shalat Dzuhur dengan Ashar, dan Maghrib dengan Isya) dan menggunakan dahi sebagai bagian yang bersentuhan dengan tanah ketika sujud, biasanya dengan meletakkan batu kecil yang disebut turbah.
5. Konsep Keadilan dan Perlawanan
- Syiah memiliki tradisi perlawanan terhadap tirani dan ketidakadilan. Keberanian Imam Husain dalam menentang Yazid bin Muawiyah dianggap sebagai penegakan nilai-nilai keadilan. Oleh karena itu, banyak kelompok Syiah yang menekankan pentingnya berjuang melawan ketidakadilan, baik dalam bentuk politik, sosial, maupun agama.
6. Keyakinan terhadap Kehidupan Akhirat
- Sama halnya dengan Sunni, Syiah meyakini adanya hari kiamat, surga, dan neraka. Namun, Syiah lebih menekankan peran para Imam dalam intervensi spiritual untuk umat Islam, terutama dalam kehidupan akhirat.
Aliran-aliran dalam Syiah
1. Syiah Dua Belas Imam (Ithna' Asy'ariyyah)
- Ini adalah cabang utama dari Syiah yang mengakui dua belas Imam yang dimulai dari Imam Ali dan berlanjut hingga Imam Mahdi, yang diperkirakan akan kembali untuk mengisi dunia dengan keadilan. Syiah Ithna' Asy'ariyyah adalah mayoritas di Iran, Irak, Azerbaijan, dan Lebanon (terutama di kalangan Hizbullah).
2. Syiah Ismailiyah
- Ismailiyah adalah aliran dalam Syiah yang mempercayai bahwa Imam setelah Imam Jafar al-Sadiq adalah Imam Ismail, bukan Imam Musa al-Kadhim seperti yang diyakini oleh Syiah Dua Belas Imam. Aliran ini memiliki banyak cabang dan berbeda dalam beberapa hal, termasuk dalam hal penafsiran spiritual.
3. Syiah Zaidiyah
- Zaidiyah adalah cabang Syiah yang mengakui Zaid bin Ali sebagai Imam ketiga, setelah Imam Ali dan Imam Hasan. Aliran ini lebih dekat dengan Sunni dalam hal teologi dan tidak mengakui konsep infallibility (terpelihara dari dosa) pada Imam.
Perbedaan dengan Sunni
1. Kepemimpinan
- Sunni mengakui khalifah sebagai pemimpin umat Islam yang dipilih berdasarkan musyawarah dan konsensus, sementara Syiah menganggap bahwa kepemimpinan umat Islam harus berasal dari keluarga Nabi Muhammad melalui Ali bin Abi Talib dan keturunannya.
2. Pandangan Terhadap Imam
- Syiah percaya bahwa Imam memiliki kedudukan istimewa dan bebas dari dosa, sementara Sunni lebih mengutamakan ulama sebagai sumber kepemimpinan dan penafsiran ajaran agama.
3. Praktik Ibadah
- Ada perbedaan dalam beberapa praktik ibadah, seperti cara shalat, penggunaan turbah dalam sujud, dan juga peringatan terhadap Asyura.
Kesimpulan
Syiah adalah salah satu cabang besar dalam Islam yang menekankan pentingnya kepemimpinan yang diteruskan dari Ali
0Komentar